Dalam dunia pendidikan Indonesia, ujian nasional (UN) semenjak usang menjadi momok yang angker bagi siswa. Tes yang diadakan diakhir masa studi ini seolah menjadi penentu keberhasilan siswa selama menempuh pendidikan. Pro kontra keberadaan ujian nasional (UN) pun meluas.
Saat ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengaku tengah mengkaji keberlanjutan dan reposisi ujian nasional (UN). Menurut Anies, kajian tersebut dilakukan untuk mencari titik temu antara dua sisi pelaksanaan ujian nasional (UN).
“Satu sisi kita ingin memastikan bahwa belum dewasa mempunyai standar yang baik dan memadai. Tapi disisi lain, membuat proses ujian atau tes bukan sesutau yang membenani, mengerikan, bahkan mengubah orientasi belajar,” ujar Anies.
Yang kini ini, Mendikbud menyebut, begitu siswa naik ke tingkat final seluruh aktivitas sekolah akan berhenti kecuali tes ujian. Belajar dan try out. Orientasi semacam ini, dituturkan Anies, spesialuntuk akan membuat mental anak sekedar studying bukan pembelajar (learing). “Belajar untuk menghadapi ujian atau tes,” katanya.
Karena itu Anies mengungkapkan, Kemendikbud perlu meracang alat akuntabilitas yang bermanfaa bagi tiruana stakeholder. Paradigmanya ialah pemerintah sebagai pompa yang menolong dan memberdayakan siswa semenjak dini, bukan sekadar penyaring yang menghakimi dan menghukumi siswa di ujung.
“Yang pasti, orientasinya bukan untuk kepentingan pemerintah, bukan juga penyelenggara pendidikan. Orientasinya ialah mengubah sikap mencar ilmu belum dewasa kita,” terperinci Mendikbud.
Saat ini Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) selaku penyelenggara unas sedang mempersiapkan perubahan pelaksanaan Ujian Nasional 2015 menjadi penilaian nasional (ENAS).
"Kami berharap pekan depan sudah ada titik jelasnya. Sekarang masih tahap ajuan dari unas menjadi penilaian nasional," kata anggota BSNP Teuku Ramli Zakaria di Jakarta kemarin.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sedang mempersiapkan pelaksanaan Ujian Nasional 2015 yang rencananya bergati nama menjadi Evaluasi Nasional (ENAS), terus menggeber rapat-rapat teknis persiapan penyelenggaraan periode 2015. Kemarin misalnya, tim BSNP menggelar rapat dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud.
Menurut dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta itu, perubahan dari unas ke enas tidak sekedar pergantian nama saja.Pria kelahiran Banda Aceh, 2 September 1952 itu menerangkan, perubahan itu misinya ingin mengembalikan fungsi ujian tahunan itu. "Kita ingin mengembalikan kembali ke fungsi evaluasi," terperinci dia. Mulai dari penilaian sekolah, guru, sampai satuan pendidikannya.
Menurut Ramli, pengubahan ini muncul dari kajian-kajian dan absorpsi aspirasi dari beberapa pihak. Kaprikornus tidak diputuskan sepihak oleh Kemendikbud atau BSNP saja. Tetapi juga menjaring persepsi dari masyarakat terkait pelaksanaan unas selama ini. Seperti persepsi bahwa unas itu menjadi ujian "mati-matian" para siswa untuk mengejar kelulusan.
Informasi di internal Kemendikbud, planning pengubahan model pelaksaaan Ujian Nasional 2015 menjadi enas ini sudah beredar. Diantaranya ada yang menyebut bahwa penentuan kelulusan ujian 2015 nanti dikembalikan ke sekolah. Peran pemerintah sentra untuk urusan kelulusan mulai dikurangi.
Sumber diberita: Republika.Co.Id dan jpnn.com
Tag :
Ujian Nasional
0 Komentar untuk "Ujian Nasional 2015 Akan Diubah Menjadi Penilaian Nasional"